Raja Cerpen ~ Pada hari Minggu itu aku dan Nia, adikku, berada di rumah. Ayah dan ibuku pergi ke rumah temannya di luar kota. Mereka akan menginap satu malam di sana.
Pagi itu aku dan Nia ingin bersarapan nasi goreng. Sebenarnya, aku tidak terlalu pandai memasak. Akan tetapi, aku ingin mencoba memasak. Kami lalu memasak bersama. Aku meracik bumbu, sedangkan Nia mempersiapkan peralatannya. Bumbu nasi goreng aku dapatkan dari resep masakan ibu. Selama ini aku memang tidak pernah membantu ibu memasak. Namun, kali itu aku nekat memasak sendiri.
Setelah bumbu siap, aku memasak nasi goreng sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada resep masakan nasi goreng. Beberapa saat kemudian nasi goreng pun matanglah. Aku lalu memindahkan nasi goreng dari penggorengan ke piringku dan piring Nia. Kami lalu makan nasi goreng sambil menonton acara televisi.
Aku tidak menyangka ternyata rasa nasi goreng masakanku agak terasa asin. Sesendok demi sesendok nasi goreng kumakan sambil asyik menonton acara televisi yang memang mengasyikkan. Setelah selesai, aku dan Nia sengaja tidak segera membawa piring ke dapur. Kami akan menonton sampai selesai acara televisi itu.
Tiba-tiba aku mencium bau benda terbakar. Dengan serta merta, aku dan Nia berlari ke dapur. Astaga! Aku berseru kaget. Ternyata aku lupa memadamkan api kompor gas. Padahal penggorengan tempat untuk memasak nasi goreng masih berada di atas kompor. Penggorengan itu sudah menjadi hitam karena gosong. Aku dan Nia sangat panik. Api kompor tampaknya makin membesar dan memerah. Untung aku segera tersadar. Aku segera memadamkan api kompor. Penggorengan segera aku turunkan dan aku siram dengan air dingin. Kami merasa lega karena api kompor sudah padam.
Kami agak khawatir melihat keadaan penggorengan itu. Kami tidak tahu cara membersihkan penggorengan itu dari noda gosong. Mula-mula aku menggosoknya dengan sabun, tetapi noda itu tetap tidak dapat dibersihkan. Aku lalu menggosoknya dengan abu, tetapi noda itu juga tidak hilang. Akhirnya penggorengan itu hanya aku rendam dengan air dan kusembunyikan di kolong tempat mencuci piring.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali ayah dan ibuku tiba di rumah. Aku dan Nia tidak berani mengatakan kejadian yang kami alami kemarin.
Pada siang harinya aku pulang sekolah masih dengan perasaan waswas. Sampai di rumah aku tidak menjumpai ibu di ruang keluarga. Biasanya ibu selalu menunggu kami pulang sekolah sambil mengerjakan sesuatu di ruang keluarga. Aku lalu pergi ke dapur. Ternyata ibu sedang membersihkan noda gosong di penggorengan. Dengan perasaan takut, aku akhirnya menceritakan kejadian yang aku dan Nia alami ketika ibu tidak ada di rumah.
Ibu tersenyum mendengar pengakuanku. Syukurlah ibu tidak marah. Ibu hanya menasihati aku agar berhati-hati.
Labels:
Cerpen Singkat
Thanks for reading Pengalaman yang Tidak Terlupakan. Please share...!
0 Comment for "Pengalaman yang Tidak Terlupakan"