Raja Cerpen ~ Saat itu saya dan Tita, kakak saya, disuruh ibu ke rumah Tante Lisa. Selama ini kami hanya mengenal Tante Lisa dari cerita ibu. Ia adalah sahabat ibu. Sebulan yang lalu Tante Lisa pindah ke kota ini dari Medan. Walaupun sudah sebulan menetap di kota ini, kami belum pernah bertemu.
Sore itu sambil membawa sekeranjang buah rambutan, kami disuruh ke rumah Tante Lisa. Kata ibu, putri Tante Lisa yang bernama Ika sangat suka buah rambutan. Itulah makanya, kami disuruh ibu mengantarkan buah rambutan kepada Tante Lisa.
Saat sampai di depan rumah Tante Lisa, kami melihat seorang anak kecil, kira-kira berumur delapan tahun. Anak itu bermain sendiri di halaman rumah. Kami lalu menghampiri anak itu. Ini pasti Ika, putri Tante Lisa.
"Hai, Ka! Apa kabar?" sapa Kak Tita dengan ramah. Kak Tita lalu mendekati anak itu dan mengulurkan tangannya.
Tetapi anak itu diam saja. la hanya terbengong-bengong memandang kami berdua. Tiba-tiba dari dalam rumah keluar seorang wanita, kira-kira berusia 35 tahunan. Itu pasti Tante Lisa.
"Halo, Tante Lisa! Apa kabar?" kata saya sambil menjabat tangan Tante Lisa.
"Wah, Tante cantik sekali memakai baju merah ini!" kata Kak Tita sambil menjabat tangan Tante Lisa. Kak Tita berusaha mencium pipi Tante Lisa, tetapi saya lihat Tante Lisa menghindar, dan segera melepaskan tangannya. Tante Lisa mengerutkan dahinya. Wajahnya tampak makin bingung. Tampaknya ia marah. Saya melihat ia mau berkata ketika saya mendengar seseorang memanggil nama kami.
"Tita, Tito!"
Kami pun menoleh mendengar panggilan itu. Kami melihat seorang wanita setengah baya memanggil dan menghampiri kami.
"Tita, Tito! Kalian mencari saya 'kan? Saya Lisa, Tante Lisa," katanya sambil tersenyum dan menjabat tangan kami satu per satu.
"Tante Lisa?" tanya saya heran. Terus terang saya kaget. Selama ini saya membayangkan Tante Lisa usianya di bawah ibu. Ternyata, ia sebaya dengan ibu dan badannya agak gemuk.
Saya melihat Tante Lisa berkata kepada tante yang kami salami. la bernama Tante Dewi, tetangga Tante Lisa.
Rupanya kami salah masuk rumah. Rumah Tante Lisa di depan rumah Tante Dewi. Saat kami masuk ke halaman rumah Tante Dewi, Tante Lisa melihat kami. Beliau lalu menyusul kami ke rumah Tante Dewi. Rupanya saat kami berangkat ibu menelepon Tante Lisa dan menjelaskan ciri-ciri kami. Pantas saja Tante Lisa langsung mengenali kami walaupun belum pernah bertemu.
Cerita tentang kami yang salah masuk ke rumah orang sampai juga di telinga ayah dan ibu. Sejak saat itu saya dan Kak Tita selalu jadi bahan cerita lucu di keluarga kami. Gara-gara ingin bersikap ramah, kami berdua malah mendapat malu.
Labels:
Cerpen Lucu
Thanks for reading Maunya Sih Bersikap Ramah, Tapi .... Please share...!
0 Comment for "Maunya Sih Bersikap Ramah, Tapi ..."